TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ketulusan {7}



Ketulusan {7}

0 "Aku sama sekali tidak pernah main-main denganmu, Nona Rubah! Apa yang kukatakan kepadamu adalah benar adanya. Aku tidak tahu, kenapa bisa aku sampai di puncak bukit itu. tapi ada satu hal yang pasti, jika menurut dari Tuan Rubah yang baik hati adalah, yang bersamaku telah memusnahkan tiga siluman paling mengerikan itu. Dan dia telah mengambil teratai keabadian."     
0

"Hah, kau jangan ngelantur, Nona Manusia! Kau jangan mengigau di siang hari yang panas ini! apa kau tak sadar jika teriknya matahari itu sangat menyakitkan? Kenapa kau masih saja tetap mengigau seolah kau ini lupa daratan! Asal kau tahu, tidak ada satu makhluk terkuat di alam raya ini yang mampu dan yang bisa mengambil teratai keabadian tersebut. Jangankan mengambil, untuk masuk pada gerbang utamanya saja tidak ada yang bisa melakukannya. Bahkan, teratai keabadian akhirnya hanya bisa menjadi sebuah legenda yang keberadaannya nyaris tidak bisa dipercayai oleh siapa pun. sebab penjaga terkuat dari teratai keabadian itu adalah sosok naga yang paling kuat di alam raga. Naga yang hanya Putra Mahkota Kerajaan Langitlah yang bisa menandinginya. Sebab, dia adalah naga tertinggi di alam raya.'     

Mendengar hal itu, Liu Anqier sama sekali tidak percaya. Bagaimana tidak, dia sama sekali tidak percaya karena pada kenyataannya sama sekali tidak seperti itu. ya, bagaimana bisa. Chen Liao Xuan jelas-jelas Raja Iblis. Dia bukan seorang Putra Mahkota Kerajaan Langit sama sekali. jangankan Putra Mahkota Kerajaan Langit, bahkan Raja Iblis yang merupakan musuh utama dari bangsa langit.     

Liu Anqier kembali berdecak, kemudian dia melipat kedua tangannya di dada. Memandang Siluman Rubah yang memandangnya dengan mengejek itu.     

"Kurasa, kaulah yang sedang mengigau, Nona Rubah. Jika kau tak percaya denganku, sekarang kau bisa bertanya kepada kakekmu tentang ini. maka kau akan mendapatkan jawaban atas hal yang membuatmu sangat penasaran. Dan saat itu benar-benar nyata, kau pasti akan berkata jika ucapanku adalah benar adanya,"     

"Aku sudah tidak peduli denganmu, Nona Manusia. Jadi sekarang, jika kau ingin enyah dari pandanganku maka enyahlah dari hadapanku. Sebab aku benar-benar sangat enggan untuk menatap wajahmu yang menyebalkan itu, Nona Manusia," ketus siluman rubah itu.     

Liu Anqier pun terkekeh, kemudian dia kembali memandang kesemek yang ada di sana. Melihat kembali siluman rubah itu yang susah memandanginya.     

"Tapi, bolehkah aku meminta satu saja kesemek dari hutanmu ini, Nona? Aku benar-benar kelaparan. Dari gubuk kakekmu hingga aku berada di sini aku hanya berjalan kaki, tidak membawa bekal apa pun. dan hanya memakan tumbuhan-tumbuhan sekadarnya. Aku butuh satu buah kesemekmu untuk menyegarkan tenggorokanku yang nyaris mongering ini."     

Siluman rubah itu pun agaknya kasihan juga dengan penuturan dari Liu Anqier. sebab bagaimanapun yang dia tahu adalah siapa pun yang diberi tanda pengenal oleh kakeknya adalah orang baik. tidak peduli jika saat ini Liu Anqier sedang mengigau tentang hal-hal anehnya atau apa pun. dan tentang bukit keabadian itu. pun di sini kesemeknya sedang berbuah dengan sangat lebat. Tapi, perjalanan selama itu hanya memakan satu buah kesemek tanpa nasi atau daging, pastilah akan membuat tenaganya tidak terkumpul dengan baik.     

"Apakah kau lapar?"     

"Iya," jawab Liu Anqier dengan mimik wajah polosnya.     

"Apa kau sangat-sangat lapar?" tanya siluman rubah itu lagi.     

"Tentu,"     

"Apa kau benar-benar sangat lapar,"     

"Iya, tentu saja aku lapar. Memangnya manusia mana yang akan tahan lapar jika tidak makan selama tiga hari tiga malam, Nona Rubah!" kesal Liu Anqier pada akhirnya. Siluman rubah itu pun tampak mengibaskan pakaiannya kemudian dia melirik Liu Anqier.     

"Baiklah kalau begitu, ikutlah denganku."     

"Ke mana?"     

"Apakah kau masih membutuhkan jawaban ke mana aku akan membawamu pergi?" kesal siluman rubah tersebut. Liu Anqier terdiam sejenak, lantas dia mulai melangkah mengekori langkah siluman rubah tersebut.     

"Di rumahku ada banyak makanan. Aku baru saja menangkap kalkun dan sesekor rusa. Jika aku memakannya sehari pun tidak akan pernah bisa habis. Jadi, lebih baik kau membantuku untuk menghabiskannya."     

"Kau… sendirian memakan sebanyak itu?" kaget Liu Anqier. Siluman rubah itu kembali melirik, kemudian dia mengerucutkan bibirnya.     

"Tentu, aku bisa memasak mereka dalam satu waktu, dan kuberi mereka cuka pengawet makanan. Kau tahu, berkat cuka itu, aku bisa menjaga mereka untuk tetap segar bahkan dalam waktu satu bulan lamanya."     

"Benarkah? Bagaimana bisa?" tanya Liu Anqier yang agaknya semangat dengan cerita tentang siluman rubah itu.     

"Jadi, pekerjaanku di sini adalah untuk membuat beberapa hal. Aku membuat cuka dari buah kesemek dan beberapa tanaman lainnya, dan cuka tersebut benar-benar luar biasa. Dia memiliki banyak fungsi. Bisa membuat rasa makanan menjadi khas dan nikmat, bisa mengawetkan daging, dan lain sebagainya. selain cuka aku juga membuat arak, membuat asinan bahkan manisan. Semuanya aku olah dan berbahan dasar kesemek-kesemek ini."     

"Lalu semua kesemek yang ada di sini semuanya bagaimana caramu untuk menghabiskannya? Kau pasti mendapatkan banyak cuka, manisan, asinan, dan arak kan?" tanya Liu Anqier pada akhirnya, keduanya kini berjalan menuju sebuah rumah. Rumah yang bahkan lebih mirip dengan goa. Liu Anqier tampak terperanjat melihat rumah dari siluman rubah tersebut. Dia agaknya sadar, ya dia adalah siluman rubah. Bagaimana bisa dia memiliki rumah yang normal. Pastilah memiliki rumah yang seperti siluman pada umumnya. Sebab ukuran normal dari sosok iblis dan manusia pasti juga akan sangat berbeda sekali.     

"Aku akan membagikannya kepada penduduk yang ada di tempat Kakek. Aku juga biasanya menjual semua itu ke alam manusia dan memerkan hasil dari karya seniku ini," semangat siluman rubah itu. "Duduklah, aku akan menyiapkan hidangan untukmu."     

"Tunggu!" kata Liu Anqier saat melihat siluman rubah itu hendak pergi. "Bisakah aku saja yang memasak? Aku takut, kau memiliki selera tersendiri dalam memakan daging. Maksudku, kau adalah siluman dan aku adalah manusia. Tentu cara memasak daging dan membuat makanan kita sangatlah berbeda."     

Mendengar hal itu, siluman rubah langsung mendekatkan wajahnya pada Liu Anqier. kemudian dia mendengus dengan mimik wajah tak sukanya yang luar biasa itu.     

"Cukup, Nona Manusia. Aku tahu bagaimana mengolah daging dan memasak sesuai selera manusia. Asal kau tahu, aku sangat menyukai makanan dari alam manusia. Itu sebabnya setiap kali aku menyantap hidanganku, pasti dengan masakan-masakan yang seperti di sana. Bahkan rempah-rempah pun aku memiliki semuanya lengkap. Aku mendapatkan itu dari menukar hasil kebunku dengan benda-benda itu. dan aku juga bisa membeli beberapa potong pakaian," siluman rubah itu lantas memandang Liu Anqier. "Kau berganti pakaianlah. Aku meletakan baju-baju baruku di ruangan belakangmu itu. ambil satu dan mandilah. Kau benar-benar sangat lusuh!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.